Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) IAIN Padangsidimpuan menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Silabus Responsif Gender dengan mengusung tema : “Ciptakan Kualitas Pembelajaran Melalui Silabus Responsif Gender di IAIN Padangsidimpuan”. Hal ini sebagai salah satu langkah kontra narasi atas dominasi suatu gender tertentu. Pelatihan yang dilaksanakan selama dua hari dari Sabtu-Minggu (3-4/04) ini, dilaksanakan di Aula Pascasarjana IAIN Padangsidimpuan dengan menghadirkan pakar dari eksternal yang konsen pada isu-isu gender.
Pelatihan Pembuatan Silabus Responsif Gender yang diikuti oleh 32 Dosen di lingkungan IAIN Padangsidimpuan ini menjadi salah satu kegiatan yang sukses dilaksanakan di tahun anggaran 2021, mengingat sudah lamanya perencanaan kegiatan tersebut yang akhirnya saat ini bisa terealisasi meski kegiatan akademis di lingkungan kampus masih berada dalam situasi new normal, ucap Dr. Erna Ikawati, M.Pd, selaku Kapus PSGA juga ketua panitia pada acara tersebut. Tujuan dari terselenggaranya acara ini adalah dalam rangka meningkatkan kompetensi dosen dalam membuat silabus responsif gender melalui pemahaman responsif gender yang merupakan bagian hal penting dari penyusunan silabus tersebut.
Wakil Rektor IAIN Padangsidimpuan, Dr. M. Darwis Dasopang, M.Ag., dalam sambutannya menyampaikan, “Kegiatan Pengarusutamaan gender merupakan wacana lama yang sukar dieksekusi karena terbentur berbagai kendala. Oleh karena itu, kegiatan ini kiranya sangat tepat untuk kembali menggairahkan dan memperjuangkan kesetaraan gender”, ungkapnya. Kendati terhalang kendala, mainstreaming gender di tingkat perguruan tinggi tidak boleh stagnan. Perguruan tinggi punya pola yang lebih fleksibel untuk mengeksekusi pengarusutamaan ini, misalnya memperbanyak diskusi dan pelatihan dari komunitas gender. Beliau juga menambahkan, “Pelatihan ini nantinya akan memberikan warna baru pada penyusunan silabus yang responsif gender”, sebagai kalimat penegas yang diutarakan Dr. M. Darwis Dasopang, M.Ag., sekaligus membuka acara kegiatan pelatihan tersebut secara resmi.
Pada acara pelatihan ini, para peserta dibekali dengan filsafat gender, paradigm teori, dan metode penyusunan silabus responsif gender, oleh para narasumber, yakni Dr. Jendrius, M.Si dan Rozidatenao Putri Hanida, S.IP.,M.AP., keduanya berasal dari Universitas Andalas Padang. Selain itu, peserta juga difasilitasi dan di upgrade kemampuannya melalui kegiatan praktik pembuatan silabus responsif gender. Rencana pembelajaran berspektif gender harus adil dalam arti pembangunan harus merespon perbedaan kebutuhan antara laki-laki dan perempuan, pembangunan harus memberi kesamaan akses, partisipasi, kontrol dan manfaat bagi laki-laki dan perempuan termasuk kelompok marginal, tutur Dr. Jendrius, M.Si. secara lebih tegas juga disampaikan oleh Rozidateno P. Hanida, S.IP., M.AP., kesenjangan gender merupakan situasi atau kondisi dimana salah satu jenis kelamin berada dalam keadaan tertinggal. Kesenjangan semakin tajam jika terjadi pada kelompok marginal. Hal inilah tentunya mendorong kenapa harus adil gender dan inklusif dalam kegiatan pembelajaran di kampus, yang dapat dimulai dari penambahan penegetahuan penyusunan silabus responsif gender.
Akhir kegiatan ditutup langsung oleh ketua LP2M IAIN Padangsidimpuan Dr. H. Zul Anwar Ajim Harahap, M.A. Pada sambutannya ketua LP2M menyampaikan kesan bahagianya atas terlaksananya kegiatan tersebut yang berjalan lancar tanpa kendala apapun, serta penyampaian ucapan terimakasih atas antusiasme dari para peserta pelatihan yang dapat mengikuti secara full kegaiatan dua hari penuh dengan didampingi oleh para narasumber yang luar biasa dari Universitas Anadalas. Kegiatan ini akan menjadi pertimbangan untuk membuat kegiatan berkelanjutan berbasis gender kedepannya, ucapnya diakhir penutup kegiatan tersebut.