Padangsidimpuan, 16 September 2025
Pusat Studi Gender dan Anak Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat laksanakan seminar Pencegahan Perundungan dan Kekerasan Seksual di Lingkungan Perguruan Tinggi Islam, membahas pentingnya penguatan literasi serta kebijakan preventif di lingkungan pendidikan Islam seperti Madrasah dan pesantren. Kegiatan ini memiliki tema “Perundungan dan kekerasan seksual bukan dinormalisasi tapi diantisipasi”. Tujuan utama seminar ini adalah untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran mengenai bentuk-bentuk perundungan dan kekerasan seksual, serta mendorong implementasi strategi pencegahan yang efektif dan responsif di lingkungan pendidikan Islam.

Kepala pusat studi Gender dan anak Dr. Hj. Fauziah Nasution, M.Ag menyampaikan laporannya terhadap kegiatan ini yaitu kepesertaan dari kepala kepala sekolah madrasah, Pesantren, dan kementerian agama kota padangsidimpuan. Sedangkan untuk narasumber yang dihadirkan merupakan ahli di bidangnya, antara lain 1. Prof. Dr. Zahrotun Nihayah, M.Si [Staf Khusus Menteri Bidang Perlindungan Anak Kementerian Pemberdayaan Prempuan dan Perlindungan Anak RI]; 2. Dr. Nasyriyah, S.Ag., M.A [ Kapus PSGA UIN Arraniry Banda Aceh dan Pengigiat Perempuan dan Anak.; dan 3. Muhammad Syukri Pulungan, M.Psi [Direktur Eksekutif PUSKESTAL Indonesia & Peneliti Psikologi Islam serta Kesehatan Mental]. Para Narasumber tersebut merupakan akademisi terkemuka dengan keahlian mendalam dalam isu-isu gender dan perlindungan anak, serta memiliki rekam jejak publikasi yang relevan mengenai kekerasan seksual dan perundungan di lingkungan pendidikan. Pembahasan dalam seminar ini tidak hanya mencakup identifikasi berbagai bentuk kekerasan, tetapi juga penanggulangan kekerasan seksual, termasuk yang dilakukan oleh tenaga pendidik, sesama siswa, atau bahkan siswa terhadap guru.

Ketua Lembaga Penelitian dan pengabdian kepada masyarakat Prof. Dr. H. Arbanur Rasyid, M.A dalam sambutannya menyampaikan bahwa pencegahan kekerasan seksual membutuhkan pendekatan multi-aspek, mencakup sosialisasi publik, identifikasi kasus, rehabilitasi sosial, dan pendampingan korban secara komprehensif. Pentingnya sosialisasi secara berkesinambungan dan terstruktur ditekankan, mengingat prevalensi kekerasan seksual yang terus meningkat, baik pada orang dewasa maupun anak-anak, yang mencerminkan ancaman signifikan terhadap tatanan sosial. Kesadaran akan pentingnya edukasi sejak dini mengenai pendidikan seksual menjadi krusial untuk membekali anak-anak dengan pengetahuan yang memadai, sehingga mereka tidak menjadi rentan terhadap kekerasan.

Kegiatan ini di buka oleh Wakil Rektor bidang Administrasi, Umum, Perencanaan, dan Keuangan Dr. Anhar, M.A. Beliau menggarisbawahi urgensi pembentukan lingkungan pendidikan yang aman dan inklusif, selaras dengan amanat konstitusi yang menjamin perlindungan anak sebagai generasi penerus bangsa. Beliau menyampaikan Kegiatan ini tentu sangat bagus, kita harus tahu tujuan utama dari kegiatan ini ini agar mampu menciptakan lingkungan akademik yang bebas dari kekerasan dan perundungan, sekaligus memperkuat nilai-nilai Islam yang menjunjung tinggi martabat manusia. Anak anak kita itu saat belajar ada nuansa bullying itu sangat tidak bagus, maka dari itu, seminar ini diharapkan dapat menjadi katalisator perubahan budaya di lembaga pendidikan Islam, mempromosikan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak secara optimal tanpa bayang-bayang kekerasan.